Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IPB University Rancang Konsentrator Oksigen di Tengah Kelangkaan

Antara , Jurnalis-Kamis, 22 Juli 2021 |13:30 WIB
 IPB University Rancang Konsentrator Oksigen di Tengah Kelangkaan
IPB University (foto: Dok Sindo)
A
A
A

JAKARTA - IPB University merancang konsentrator oksigen sebagai respons atas kelangkaan oksigen medis di lapangan, imbas melonjaknya angka penularan Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.

"Rancangan konsentrator oksigen ini bertujuan mengisi kekosongan oksigen di lapangan. Semoga minggu ini bisa kita selesaikan produknya. Sudah juga dirancang untuk instalasi oxygen concentrator plant yang digunakan untuk memproduksi oksigen di rumah sakit sehingga kita tidak perlu lagi isi ulang," ujar Rektor IPB University, Arif Satria dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Kamis (22/7/2021).

Baca juga:  Mahasiswa IPB University Ciptakan Software Fasilitasi Korban Kekerasan Seksual

Dalam berbagai literatur, konsentrator oksigen bekerja sebagai penyaring udara, lalu mengompresnya ke kepadatan yang diperlukan. Kemudian, mengirimkan oksigen kadar medis yang dimurnikan ke dalam sistem pengiriman dosis-pulsa atau sistem aliran berkelanjutan ke pasien.

Alat ini dilengkapi dengan filter khusus yang membantu menghilangkan nitrogen dari udara untuk memastikan pengiriman oksigen yang dimurnikan sepenuhnya kepada pasien.

 Baca juga: Peneliti IPB University Kembangkan Wisata Budaya Kasepuhan Citorek

Perangkat ini juga dilengkapi dengan antarmuka pengguna elektronik sehingga dapat menyesuaikan tingkat konsentrasi oksigen dan pengaturan laju oksigen. Kemudian pasien menghirup oksigen melalui kanula (selang) hidung atau masker khusus.

"Kan sebenarnya oksigen di udara banyak, kita menangkap itu agar bisa digunakan oleh para pasien. Sekarang sudah tahap perakitan, Insya Allah hari Jumat akan diujicoba. Apabila sudah sesuai, Insya Allah akan kita produksi," kata Arif.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement